Senin, 30 Desember 2013

Kontrol Termodinamik dan Kontrol Kinetik Senyawa Organik

Kontrol Termodinamik dan Kontrol Kinetik Senyawa Organik 
Termodinamika (bahasa Yunanithermos = 'panas' and dynamic = 'perubahan') adalah fisika energi , panaskerjaentropi dan kespontanan proses. Termodinamika berhubungan dekat dengan mekanika statistik di mana banyak hubungan termodinamika berasal.
Pada sistem di mana terjadi proses perubahan wujud atau pertukaran energi, termodinamika klasik tidak berhubungan dengan kinetika reaksi (kecepatan suatu proses reaksi berlangsung). Karena alasan ini, penggunaan istilah "termodinamika" biasanya merujuk pada termodinamika setimbang. Dengan hubungan ini, konsep utama dalam termodinamika adalah proses kuasistatik, yang diidealkan, proses "super pelan". Proses termodinamika bergantung-waktu dipelajari dalam termodinamika tak-setimbang.
Karena termodinamika tidak berhubungan dengan konsep waktu, telah diusulkan bahwa termodinamika setimbang seharusnya dinamakan termostatik.
Konsep dasar dalam termodinamika
Pengabstrakkan dasar atas termodinamika adalah pembagian dunia menjadi sistem dibatasi oleh kenyataan atau ideal dari batasan. Sistem yang tidak termasuk dalam pertimbangan digolongkan sebagai lingkungan. Dan pembagian sistem menjadi subsistem masih mungkin terjadi, atau membentuk beberapa sistem menjadi sistem yang lebih besar. Biasanya sistem dapat diberikan keadaan yang dirinci dengan jelas yang dapat diuraikan menjadi beberapa parameter. Dari prinsip-prinsip dasar termodinamika secara umum bisa diturunkan hubungan antara kuantitas misalnya, koefisien ekspansi, kompresibilitas, panas jenis, transformasi panas dan koefisien elektrik, terutama sifat-sifat yang dipengaruhi temperatur.
Sistem termodinamika
Sistem termodinamika adalah bagian dari jagat raya yang diperhitungkan. Sebuah batasan yang nyata atau imajinasi memisahkan sistem dengan jagat raya, yang disebut lingkungan. Klasifikasi sistem termodinamika berdasarkan pada sifat batas sistem-lingkungan dan perpindahan materi, kalor dan entropi antara sistem dan lingkungan.
Ada tiga jenis sistem berdasarkan jenis pertukaran yang terjadi antara sistem dan lingkungan:
  • sistem terisolasi: tak terjadi pertukaran panas, benda atau kerja dengan lingkungan. Contoh dari sistem terisolasi adalah wadah terisolasi, seperti tabung gas terisolasi.
  • sistem tertutup: terjadi pertukaran energi (panas dan kerja) tetapi tidak terjadi pertukaran benda dengan lingkungan. Rumah hijau adalah contoh dari sistem tertutup di mana terjadi pertukaran panas tetapi tidak terjadi pertukaran kerja dengan lingkungan. Apakah suatu sistem terjadi pertukaran panas,      kerja atau keduanya biasanya dipertimbangkanh sebagai sifat pembatasnya:
    • pembatas adiabatik: tidak memperbolehkan pertukaran panas.
    • pembatas rigid: tidak memperbolehkan pertukaran kerja.
  • sistem terbuka: terjadi pertukaran energi (panas dan kerja) dan benda dengan lingkungannya. Sebuah pembatas memperbolehkan pertukaran benda disebut permeabel. Samudra merupakan contoh dari sistem terbuka.
Dalam kenyataan, sebuah sistem tidak dapat terisolasi sepenuhnya dari lingkungan, karena pasti ada terjadi sedikit pencampuran, meskipun hanya penerimaan sedikit penarikan gravitasi. Dalam analisis sistem terisolasi, energi yang masuk ke sistem sama dengan energi yang keluar dari sistem.
Pengertian kinetik dan termodinamik enolat
Senyawa karbonil yang memiliki H alfa jika diperlakukan pada kondisi asam, akan
membentuk enol, sedangkan pada kondisi basa membentuk ion enolat. Kondisi asam 3
termasuk kontrol termodinamik karena mengacu pada kestabilan intermediet (enol).
Sedangkan kondisi basa, termasuk kontrol kinetik karena mengacu pada terbentuknya
ion enolat yang berjalan cepat.
Perlakuan metil keton dengan LDA biasanya menghasilkan hanya lithium enolat pada
sisi metil. Enolat ini terbentuk cepat, dan berikutnya dikenal dengan nama enolat
kinetik. Alasan terbentuk cepat:
a. proton pada gugus metil adalah lebih asam
b. terdapat tiga H alfa pada sisi metil dibandingkan 2 H alfa pada sisi lainnya
c. terdapat hambatan sterik pada penyerangan LDA pada sisi lain dari gugus karbonil.
Mekanisme enolat
Dalam reaksi kondensasi ini apabila digunakan katalis basa moderat seperti ion hidroksida atau alkoksida, maka reaksi aldol terjadi melalui serangan nukleofil oleh stabilitas resonansi ion enolat pada gugus karbonil. Produk aldol adalah garam alkoksida, kemudian terbentuk aldol itu sendiri. Setelah itu mengalami dehidrasi membentuk senyawa karbonil tidak jenuh. Mekanisme selengkapnya dapat dilihat pada gambar 5.
Tahap 1. Mekanisme aldol terkatalis basa
Tahap 2. Dehidrasi
Gambar 5. Mekanisme enolat
Kontrol termodinamika dan kinetika dari enolat
Apabila keton asimetrik direaksikan dalam kondisi basa, hal ini berpotensi ke bentuk dua regioisomer enolat (mengabaikan geometri enolar), dapat dilihat pada gambar 12. Adanya enolat trisubstitusi mengarah pada kinetika dari enolat, sedangkan enolat tetrasubstitusi mengarah ke termodinamika dari enolat. Hidrogen α terdeprotonasi untuk membentuk enolat kinetika adalah kurang menghambat, oleh karena deprotonasi lebih cepat. Secara umum olefin tetrasubstitusi lebih stabil dari pada olefin trisubstitusi oleh adanya stabilisasi hiperkonjugasi. Rasio regioisomer ini dipengaruhi oleh pilihan basa.


Gambar 12. Produk termodinamika dan kinetika
Pada contoh reaksi tersebut kontrol kinetika dapat dilakukan dengan menggunakan LDA pada suhu -78 °C, hal ini akan memberikan perbandingan kinetika : termodinamika sebesar 99 : 1. Sedangkan kontrol termodinamika dapat dilakukan dengan trifenil metil litium pada suhu kamar, akan memberikan selektivitas 10 : 90.
Secara umum, kinetika dari enolat dilakukan dengan cara reaksi dilakukan pada kondisi dingin, hal ini akan terjadi ikatan ionik antar logam–oksigen dan deprotonasi berlangsung cepat dalam kondisi yang lebih ringan. Sedangkan termodinamika dari enolat terjadi pada temperatur yang lebih tinggi dan terjadi ikatan kovalen logam–oksigen. Waktu kesetimbangan lebih longgar pada deprotonasi dengan sejumlah sub-stoikiometrik dari basa kuat. Penggunaan sejumlah sub-stoikiometrik basa memungkinkan dihasilkan sejumlah kecil fraksi senyawa karbonil tak–terenolasi untuk menyeimbangkan enolat ke regioisomer termodinamika dengan bertindak sebagai sumber proton.

Rabu, 04 Desember 2013

Teori Asam dan Basa


Nanma                       :        SLAMET RIYANTO
Nim                            :         F1C111059
Prodi                          :         Kimia S1
Mata Kuliah              :        Kimia Organik Fisik
 Dosen Pengampu     :       Dr.Syamsurizal.M,Si
                                            Fakultas Sains Dan Teknologi
                                             UNIVERSITAS JAMBI

1). Teori asam – basa Arrhenius


                Dalam teorinya tentang penguraian (disosiasi) elektrolit, Svante Arrhenius (1884) mengajukan bahwa elektrolit yang dilarutkan di dalam air terurai menjadi ion-ion: elektrolit yang kuat terurai sempurna; elektrolit yang lemah hanya terurai sebagian. Suatu jenis zat yang jika terurai menghasilkan ion hidrogen (H+) disebut asam, misalnya HCl
HCl(aq) → H+(aq) + Cl-(aq)

Basa jika terurai menghasilkan ion hidroksida (OH-)
NaOH(aq) → Na+(aq) + OH-(aq)

                     Faktanya larutan bersifat asam maka dilarutkan di dalam air menghasilkan H+, bukan jenis zat yang dilarutkan di dalam air menghasilkan H+ maka asam. Begitu juga dengan basa.
Air sebagai asam maupun basa. Satu molekul H2O berperan sebagai basa dan menerima H+ menjadi H3O+; H2O yang lainnya berperan sebagai asam dan melepaskan H+ menjadi OH-.

2.Teori asam – basa Bronsted-Lowry

               Secara terpisah J.N. Bronsted di Denmark dan T.M. Lowry di Inggris dalam tahun 1923 menjelaskan hal-hal yang tidak dapat dijelaskan teori asam – basa Arrhenius, misalnya:

           Dalam beberapa reaksi yang dilakukan dalam pelarut bukan air seperti ammonia cair, memperlihatkan mempunyai sifat-sifat asam – basa. ternyata, OH- tidak ada karena tidak ada atom oksigen di dalam susunan tersebut
                Reaksi lengkap: NH4Cl + NaNH2 → NaCl + 2NH3
                Reaksi ion: NH4+ + Cl- + Na+ + NH2- → Na+ + Cl- + 2NH3
                Reaksi ion bersih: NH4+ + NH2- → 2NH3
                   Menurut teori asam – basa Bronsted-Lowry, suatu asam adalah donor proton, dan suatu basa adalah akseptor (penerima) proton,cara menentukan mana asam dan mana basa sebagai berikut :


dari persamaan reaksi di atas terlihat bahwa HCl berperan sebagai donor proton (ion Hidrogen) dan NH3 sebagai akseptor proton, jadi HCl merupakan spesi asam dan  NH3 merupakan spesi basa.


3. Teori Lewis

                   Dengan waktu yang hampir bersamaan G.N. Lewis mengembangkan suatu pemikiran lain tentang asam dan basa dari teori Arrhenius pada saat/ waktu yang hampir bersamaan dengan Bronsted dan Lowry (1923).Dalam teori Lewis, asam adalah penerima pasangan elektron dan basa adalah donor (pemberi) pasangan elektron. Dari yang kita ketahui tentang ikatan kimia, asam adalah zat yang mempunyai orbital yang belum penuh dan kekurangan elektron. Basa adalah zat yang memiliki pasangan elektron yang dapat digunakan bersama. Sebagai tambahan, reaksi asam-basa menuju kearah pembentukan ikatan kovalen antara asam dan basa. Kita ambil contoh
NH+ BF3–> H3N- BF3
jika digambarkan struktur lewisnya,
NH3 (amonia) mempunyai sepasang elektron bebas dan membentuk ikatan kovalen koordinasi , ia memberikan pasangan elektron, jadi ia adalah spesi asam dan BF3 adalah spesi basanya. Dari ketiga teori asam basa di atas mungkin memberikan definisi yang berbeda-beda mengenai asam dan basa


sumber : 
http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_asam_basa_Br%C3%B8nsted%E2%80%93Lowry
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_fisika1/kesetimbangan_asam_basa/teori_asam_dan_basa/
http://id.wikipedia.org/wiki/Asam

Pertanyaan saya :
1. Mengapa dalam mempelajari teori asam-basa kita diharuskan memahami  teori arrhenius,brownsted lowry,lewis mengapa tidak di jadikan satu teori saja(mengapa kita tidak mempelajari teori asam lewis saja atau teori tebaru atau penyempurnaan teori sebelumnya? atau Menurut pembaca Manakah teori itu yang paling bagus mengenai asam dan basa ?

Jawaban sementara saya :
 karena bagaimana pun setiap teori mempunyai argumen tersendiri yang menguatkan teorinya masing-masing jadi setiap teori mempunyai kelebihan dan kelemahan yang saling melengkapi ,seperti :

Kelebihan teori asam – basa Arrhenius:
*) mampu menjelaskan proses netralisasi lebih baik dibanding  teori-teori sebelumnya
*) berhasil menerangkan aktivitas katalis dari asam dalam reaksi-reaksi tertentu
Kelemahan teori asam – basa Arrhenius:
*) hanya terbatas pada pelarut air

Arrhenius tidak bisa mengenali senyawa lain sebagai basa kecuali yang menghasilkan OH-

Keterbatasan Arrhenius dalam  menerangkan sifat-sifat asam - basa mendorong munculnya teori asam – basa brownsted lowry
Kelebihan teori asam – basa Bronsted-Lowry:
*) teori mengenai asam – basa yang dikemukakan oleh Bronsted-Lowry lebih luas dibandingkan dengan teori Arrhenius karena mencakup reaksi dalam berbagai jenis pelarut, tidak hanya air

Kelemahan teori asam – basa Bronsted-Lowry:
*) banyak reaksi yang terjadi tidak dapat dijelaskan oleh Bronsted-Lowry, misalnya dalam suatu reaksi yang tidak melibatkan proton
Banyak reaksi yang terjadi tidak dapat dijelaskan oleh Bronsted-Lowry mendorong muncul teori baru yang mampu mencakup seluruh reaksi yang ada, yaitu: teori lewis :
Kelebihan teori asam – basa Lewis:
*) memungkinkan penggolongan asam – basa digunakan dalam reaksi-reaksi dimana baik H+ maupun OH- tidak ada

 Jadi menurut saya ketiga teori itu tetap dipelajari sampai sekarang dikarenakan setiap teori yang dikemukan berdasarkan penelitian yang spesifik terhadap percobaan mereka dan untuk itu kita pelajari ketiganya supaya dapat diterapkan sesuai dengan permasalahan yang kita hadapi.Namun Menurut saya pribadi teori asam basa oleh lewis pengertiannya lebih bagus dan sederhana.

Nah,Sekarang Menurut Pembaca Manakah diantara ketiga teori itu yang paling bagus konsepnya atau lebih mudah dipahami pembaca dalam mempelajari tentang asam dan basa,mengapa tidak teori lewis(teori terbaru) saja yang kita pelajari bagaimana pendapat pembaca ?